Nama : Lidia Liyani
NPM : 14212193
Kelas : 3EA06
Mata
Kuliah : Bahasa Indonesia 2
TUGAS
2
MANAJEMEN MODAL KERJA
Terdapat 2 macam pengertian modal kerja, yaitu modal
kerja neto dan modal kerja bruto. Modal kerja neto adalah perbedaa(selisih)
antara aktiva lancer dengan utang lancar, modal kerja bruto adalah investasi
perusahaan dalam aktiva lancar, misalnya:kas, investasi jangka pendek seperti
piutang dagang,dan sediaan(Hampton,1995).
Manajemen modal kerja adalah pengaturan total dan jumlah
masing-masing kompenen modal kerja dan pembelanjaan yang dibutuhkan untuk
mendukung aktiva lancar.
Manajemen modal kerja yang sehat memperhatikan dua
masalah keputusan yang mendasar pada perusahaan.
1.
Masalah penentuan jumlah optimal
investasi dalam aktiva lancar.
2.
Masalah penentuan kombinasi yang tepat
antara pembelanjaan dengan utang jangkapendek dan jangka panjang untuk
mendukung investasi dalam modal kerja.
MASALAH DALAM MANAJEMEN
MODAL KERJA
Dalam penentuan jumlah atau tingkat aktiva lancar
manajemen harus mempertimbangkan trade-off
antara profitabilitas dan risiko. Trade-off
antara profitabilitas dan risiko terjadi karena:
a.
Jika perusahaan menginginkan
profitabilitas yang tinggi, perusahaan harus memelihara jumlah aktiva lancar
rata-rata yang relative rendah, yang mengakibatkan risiko tinggi terhadap
terjadinya kekurangan sediaan atau kehilangan kesempatan penjualan, dan
sebaliknya.
b.
Jika perusahaan menginginkan risiko yang
rendah terhadap kekurangan sediaan dan kehilangan kesempatan penjualan,
perusahaan akan memelihara tingkat aktiva lancar rata-rata yang relative
tinggi, yang mengakibatkan profitabilitas yang rendah.
KEBIJAKAN PEMBELANJAAN
KONSERVATIF
Kebijakan pembelanjaan konservatif adalah suatu metode
pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan
relative lebih lama dari umur sebagian investasi dalam aktiva agar terdapat
suatu margin of safety dalam menjaga likuiditas perusahaan. Penerapan kebijakan
pembelanjaan konservatif terhadap komponen-komponen aktiva adalah:
1.
Aktiva tetap dibelanjai dengan
pembelanjaan jangka panjang.
2.
Aktiva lancar permanen dibelanjai dengan
pembelanjaan jangka panjang.
3.
Terdapat sebagian aktifa lancar musiman
dibelnjai dengan pembelanjaan jangka panjang dan sebgian aktiva lancar musiman
yang lain dibelnajai dengan pembelanjaan jangka pendek.
4.
Tujuan pembelanjaan sebagian aktiva
lancar musiman dengan pembelanjaan jangka panjang adalah agar terdapat margin
of safety likuiditas perusahaan karena aktiva lancar musiman yang umurnya
pendek dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang yang jatuh temponya lebih
lama.
5.
Penggunaan pembelanjaan jangka panjang
untuk membelanjai aktiva jangka pendek mengakibatkan berkurangnya risiko
terjadinya likuiditas tetapi
mengakibatkan menaiknya biaya pembelanjaan.
KEBIJAKAN PEMBELANJAAN
AGRESIF
Kebijakan pembelanjaan agresif adalah suatu metode
pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan
relative lebih pendek dari umur sebagian investasi dalam aktiva untuk menekan
biaya pembelanjaan.penerapan kebijakan pembelanjaan agresif terhadap
komponen-komponen aktiva adalah:
1.
Aktiva tetap dibelanjai dengan
pembelanjaan jangka panjang.
2.
Aktiva lancar musiman dibelanjai dengan
pembelanjaan jangka pendek.
3.
Terdapat sebagian aktiva lancar permanen
dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek dan sebgian aktiva lancar permanen
yang lain dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
4.
Tujuan pembelanjaan sebagian aktiva
lancar permanen dengan pembelanjaan jangka pendek adalah untuk menekan biaya
pembelanjaan karena aktiva lancar permanen yang umurnya relative panjang
dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek yang jatuh temponya lebih cepat.
5.
Penggunaan pembelanjaan jangka pendek
untuk membelanjai aktiva jangka panjang mengakibatkan berkurangnya biaya pembelanjaan
tetapi akan meningkatkan risiko terjadinya likuiditas.
DAFTAR
PUSTAKA
Miswanto
dan Eko Widodo, 1998. Manajemen Keuangan 1. Gunadarma.Jakarta.