Minggu, 29 Maret 2015

Tugas 2 Bahasa Indonesia2



Nama               : Lidia Liyani
NPM               : 14212193
Kelas               : 3EA06
Mata Kuliah    : Bahasa Indonesia 2
TUGAS 2
MANAJEMEN MODAL KERJA
            Terdapat 2 macam pengertian modal kerja, yaitu modal kerja neto dan modal kerja bruto. Modal kerja neto adalah perbedaa(selisih) antara aktiva lancer dengan utang lancar, modal kerja bruto adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar, misalnya:kas, investasi jangka pendek seperti piutang dagang,dan sediaan(Hampton,1995).
            Manajemen modal kerja adalah pengaturan total dan jumlah masing-masing kompenen modal kerja dan pembelanjaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar.
            Manajemen modal kerja yang sehat memperhatikan dua masalah keputusan yang mendasar pada perusahaan.
1.      Masalah penentuan jumlah optimal investasi dalam aktiva lancar.
2.      Masalah penentuan kombinasi yang tepat antara pembelanjaan dengan utang jangkapendek dan jangka panjang untuk mendukung investasi dalam modal kerja.
MASALAH DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA
            Dalam penentuan jumlah atau tingkat aktiva lancar manajemen harus mempertimbangkan trade-off antara profitabilitas dan risiko. Trade-off antara profitabilitas dan risiko terjadi karena:
a.       Jika perusahaan menginginkan profitabilitas yang tinggi, perusahaan harus memelihara jumlah aktiva lancar rata-rata yang relative rendah, yang mengakibatkan risiko tinggi terhadap terjadinya kekurangan sediaan atau kehilangan kesempatan penjualan, dan sebaliknya.
b.      Jika perusahaan menginginkan risiko yang rendah terhadap kekurangan sediaan dan kehilangan kesempatan penjualan, perusahaan akan memelihara tingkat aktiva lancar rata-rata yang relative tinggi, yang mengakibatkan profitabilitas yang rendah.
KEBIJAKAN PEMBELANJAAN KONSERVATIF
            Kebijakan pembelanjaan konservatif adalah suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relative lebih lama dari umur sebagian investasi dalam aktiva agar terdapat suatu margin of safety dalam menjaga likuiditas perusahaan. Penerapan kebijakan pembelanjaan konservatif terhadap komponen-komponen aktiva adalah:
1.      Aktiva tetap dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
2.      Aktiva lancar permanen dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
3.      Terdapat sebagian aktifa lancar musiman dibelnjai dengan pembelanjaan jangka panjang dan sebgian aktiva lancar musiman yang lain dibelnajai dengan pembelanjaan jangka pendek.
4.      Tujuan pembelanjaan sebagian aktiva lancar musiman dengan pembelanjaan jangka panjang adalah agar terdapat margin of safety likuiditas perusahaan karena aktiva lancar musiman yang umurnya pendek dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang yang jatuh temponya lebih lama.
5.      Penggunaan pembelanjaan jangka panjang untuk membelanjai aktiva jangka pendek mengakibatkan berkurangnya risiko terjadinya likuiditas tetapi  mengakibatkan menaiknya biaya pembelanjaan.
KEBIJAKAN PEMBELANJAAN AGRESIF
            Kebijakan pembelanjaan agresif adalah suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relative lebih pendek dari umur sebagian investasi dalam aktiva untuk menekan biaya pembelanjaan.penerapan kebijakan pembelanjaan agresif terhadap komponen-komponen aktiva adalah:
1.      Aktiva tetap dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
2.      Aktiva lancar musiman dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek.
3.      Terdapat sebagian aktiva lancar permanen dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek dan sebgian aktiva lancar permanen yang lain dibelanjai dengan pembelanjaan jangka panjang.
4.      Tujuan pembelanjaan sebagian aktiva lancar permanen dengan pembelanjaan jangka pendek adalah untuk menekan biaya pembelanjaan karena aktiva lancar permanen yang umurnya relative panjang dibelanjai dengan pembelanjaan jangka pendek yang jatuh temponya lebih cepat.
5.      Penggunaan pembelanjaan jangka pendek untuk membelanjai aktiva jangka panjang mengakibatkan berkurangnya biaya pembelanjaan tetapi akan meningkatkan risiko terjadinya likuiditas.
DAFTAR PUSTAKA
Miswanto dan Eko Widodo, 1998. Manajemen Keuangan 1. Gunadarma.Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar