Kamis, 10 Januari 2013

Penderita Seorang TKI

                                       (Manusia dan Penderitaan)

       Sungguh miris setiap kali mendengar berita tentang TKI yang diperlakukan semena-mena oleh negara tetangga.Sepertinya bangsa ini tidak lagi mempunyai harga diri,sehingga negara lain yang  selalu menyatakan diri sebagai saudara serumpun, tidak pernah berhenti merendahkan martabat bangsa Indonesia dengan memperlakukan para tenaga kerja Indonesia secara tidak layak.


       Baru saja kita mendengar berita tentang brosur iklan yang menawarkan tenaga kerja Indonesia dengan harga murah,kembali kita dikejutkan oleh pemberitaan seorang TKI wanita yang diperkosa oleh tiga orang polisi Malaysia sepulangnya dari bekerja.Ada apa dengan bangsa ini? Mungkin sudah seharusnya pemerintah menghentikan pengiriman TKI non formal ke luar negeri. Dan sudah seharusnya pula kita menghargai bangsa sendiri terlepas dari semua masalah yang terjadi di dalam negeri. Kita akan dihargai bangsa lain,jika kita bisa lebih menghargai bangsa sendiri dan selalu meningkatkan kemampuan diri agar tidak lagi diperlakukan semena-mena oleh negara jiran Malaysia khususnya.

       Harapan kita Semoga di masa depan kita tidak lagi mendengar para TKI di Malaysia diperlakukan dengan buruk. Dan tentunya hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan masalah ini secara tuntas agar para TKI yang diperlakukan buruk di negara lain bisa merasakan dukungan dari pemerintahnya.

       Semoga pemerintah Indonesia bisa bersikap lebih tegas terhadap pemerintah Malaysia,karena hal ini sudah terjadi berulangkali dan pastinya kita tidak ingin mendengar lagi berita TKI di Malaysia yang seakan tak berujung.



Sumber : http: //jakarta.kompasiana.com/sosial-budaya/2012/11/12/derita-tki-yang-tak-berujung-502650.html


TANGGUNG JAWAB SEORANG BIDAN

                                           (Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian)
         
         Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
 

     A.    Tanggung Jawab Dalam Praktek Kebidanan 

              1. Tanggung jawab bidan terhadap klien dan masyarakat

                  a.    Setiap bidan senantiasa menjungjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
                  b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
                  c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
                  d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak-hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
                  e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
                  f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

              2. Tanggung jawab bidan terhadap tugasnya
                  a. Setiap bidan senantiasa pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
                  b. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi atau rujukan.
                  c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan, keterangan yang didapat atau dipercayakan kepadanya kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan kepentingan klien.

              3. Tanggung jawab bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
                a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
                b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun lainnya

              4. Tanggung jawab bidan terhadap profesinya
                   a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
                   b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan IPTEK.
                  c. Setiap bidan senantiasa berperans serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

             5. Tanggung jawab bidan terhadap pemerintah
                 a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan kegiatan-kegiatan pemerintah dalam bidang kesehatan khususnya dalam KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat
                 b. Setiap bidan melalui profesinya berpatisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan, terutama KIA/KB dan keluarga

      B. Tanggung Gugat Dalam Praktek Kebidanan

           Tanggung gugat terjadi karena beberapa hal :
                 1. Mal episiensi, keputusan yang diambil merugikan pasien
                 2. Mal praktek/ lalai :
                         Gagal melakukan tugas
                         Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar
                         Melakukan kegiatan yang mencederai klien
                         Klien cedera karena kegagalan melaksanakan tugas
                  3. Mal praktek terjadi karena :
                          Ceroboh
                          Lupa
          Gagal mengkomunikasikan
                   Bidan sebagai petugas kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik yang berhubungan dengan hukum. Sering masalah dapat diselesaikan dengan hukum tetapi belum dapat diselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etik.

Contoh kasus :
Di sebuah desa terpencil seorang ibu mengalami perdarahan post partum telah melahirkan bayinya yang pertama di rumah. Ibu tersebut menolak untuk diberikan suntikan utero tonika, bila ditinjau dari hak pasien atas keputusan yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja memberikan suntikan jika kemauan pasien tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah yang rumit lagi. Bila terjadi perdarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan untuk merujuk pasien dan yang lebih fatal lagi bila pasien akhirnya meninggal akibat perdarahan dalam hal ini bidan dikatakan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, walaupun bidan harus memaksa pasiennya untuk disuntik mungkin itu keputusan yang terbaik untuk dilakukan.

       Terimakasih saya ucapkan untuk bapak/ibu pengarang buku dan pemilik  blog ataupun  web  yang telah saya kutip kata-katanya untuk membuat portofolio ini.

SUMBER : http://sitinurhalimah178.blogspot.com/p/tanggung-jawab-dan-tanggung-gugat-bidan.html

KETIDAKADILAN ANTARA WANITA DENGAN PRIA

                        ( Manusia dan Keadilan )

      “Keadilan bukanlah sekedar masalah kesalahan dan hukuman.

        Di Australia, gaji untuk perempuan dengan pekerjaan yang sama semakin jauh tertinggal dari pria. Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Federal Australia menunjukkan perbedaan itu naik dua kali lipat tahun lalu.


       Dalam laporan Badan Kesetaraan Gender Dunia Kerja (WGEA) tahun 2012 disebutkan bahwa gaji awal rata-rata pria di Australia adalah 55 ribu dollar per tahun (lebih dari Rp 550 juta), naik dari 52 ribu dolar dari tahun sebelumnya. Sementara gaji perempuan tidak berubah, yaitu 50 ribu dollar per tahun. Perbedaan paling besar terjadi pada profesi dokter gigi dengan perbedaan pria mendapatkan 14.400 dollar lebih banyak.

       Dalam laporan tersebut, perempuan mendapatkan gaji lebih besar dalam 7 dari 23 pekerjaan yang dikaji—antara lain di bidang ilmu biologi, fisika, sosial, komputer, farmasi dan teknik. Namun, kenaikannya secara rata-rata lebih sedikit.

       Menurut manajer penelitian WGEA Carla Harris, penemuan mereka ini "mengejutkan". "Pelajaran yang bisa dipetik adalah perbedaan gaji terus berlanjut sehingga memberi dampak besar bagi para wanita muda yang memulai karier mereka," kata Dr Harris seperti dilaporkan situs news.com.au, Jumat (4/1/2013).

       Perbedaan gaji para lulusan sarjana antara pria dan wanita ini adalah 9,1 persen, naik dari 5,2 persen dari tahun 2011. "Saya yakin para perempuan lulusan sekolah menengah sekarang yang sedang mempertimbangkan untuk menjadi dokter gigi akan marah mengetahui bahwa gaji mereka akan berbeda 14 ribu dollar di tahun pertama mereka bekerja." tambah Dr Harris lagi.

       Hanya di bidang pendidikan, kedokteran, dan ilmu-ilmu kemanusiaan tidak ada perbedaan bayaran. Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, walau ada perbedaan gaji, semakin banyak wanita Australia yang menempuh pendidikan di universitas.

       Menurut laporan WGEA, 54,7 persen lulusan S-1 adalah wanita. "Rasanya aneh, gaji awal pria meningkat tahun lalu, sementara bagi perempuan tidak, padahal jumlah lulusan terbanyak adalah wanita," kata Harris.

       Presiden Asosiasi Pengacara Wanita Negara Bagian Queensland, Kathryn Finlayson, mengatakan, para mahasiswa juga akan terkejut dengan hasil ini. "Sebenarnya, tidak ada alasan untuk membayar sarjana berbeda hanya karena jenis kelamin yang berbeda, padahal mereka mengerjakan hal yang sama. Ini bisa terjadi kalau sudah beberapa tahun kerja karena wanita mungkin berkeluarga dan kerja paruh waktu, atau berhenti sama sekali selama beberapa tahun."

       "Namun, ketika mereka mulai, semua lulusan mestinya bayarannya sama. Ini bisa terjadi karena gaji sifatnya rahasia, jadi orang-orang tidak tahu karena tidak pernah dibicarakan," kata Finlayson.

Sumber : http://internasional.kompas.com/read/2013/01/04/10434392/Di.Australia.Gaji.Perempuan.Semakin.Tertinggal.dari.Pria?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

Indahnya Gunung Semeru

                                                             (Manusia dan Keindahan)

        Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan.
        Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Posisi gunung ini terletak di antara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.

       Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.

       Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.
Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-

      Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni Ranu Pani (1 ha) dan Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.

      Setelah sampai di gapura "selamat datang", perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.
Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.


       Setelah berjalan sekitar 5 km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Di sini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km


      Di Ranu Kumbolo dapat didirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

Sumber : http://celotehantasena.blogspot.com/2012/11/keindahan-gunung-semeru-part-i.html

Dengarlah Harapan Mereka

                                                 ( Manusia dan Harapan )

       Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.

      Tembakau Temanggung, salah satu tembakau wahid di Indonesia, belum sepenuhnya mampu mensejahterakan hidup para petaninya. Penyebabnya, sistem tata niaga tembakau yang terjadi saat ini belum sepenuhnya berpihak kepada mereka.


      Banyak petani telah yang telah bergelut dengan tanaman tembakau selama belasan hingga puluhan tahun. Namun, kehidupan mereka tak kunjung sejahtera.

       Kening Wahno, seorang petani tembakau di Bansari, Temanggung, berkerut ketika ditanya sudah berapa lama dirinya bergumul dengan lahan "emas hijau". Yang jelas, sudah belasan tahun, katanya. Diingatnya masa-masa di mana dirinya membantu ayahnya menanam tembakau. Kala itu, Wahno remaja kerap mengintili ayahnya menuju ke sebidang lahan tembakau tak jauh dari rumahnya.

       Kendati sudah belasan tahun bertani “emas hijau”, kehidupan Wahno tak banyak berubah. Ketika ditemui di rumahnya yang seluas sekitar 100 meter persegi tersebut, Wahno tengah bersantai. Ditemani alunan musik pop yang berasal dari radio bututnya, Wahno sempat menceritakan kisahnya menjadi petani tembakau.

      “Jadi petani tembakau itu gampang-gampang susah,” katanya. Gampang, karena bertani tembakau tak memerlukan kecakapan akademis tertentu. Susah, karena hidup-mati tembakau sangat bergantung pada alam. Jika panas, hasil tembakau akan bagus. Sebaliknya, jika hujan, bukan untung, tapi buntung yang diperoleh.

      Selama menggeluti dunia tembakau, Wahno mengaku jarang mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah maupun asosiasi petani. Hal ini ironis mengingat tembakau salah satu sektor usaha yang memutar roda perekonomian di Temanggung. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Mukhamdi mengatakan, setiap kali panen tembakau, uang yang beredar di kota tersebut mencapai Rp 1 triliun. Padahal, APBD Temanggung hanya Rp 641 triliun.

      “Seharusnya petani tembakau itu diperhatikan. Jika petani tembakau tidak ada, memang pabrik bisa apa,” kata Wahno.

       Wajar Wahno berbicara seperti itu. Pasalnya, selama bertani tembakau, Wahno mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah maupun asosiasi petani tembakau.

      “Pemerintah tidak pernah kasih penyuluhan atau bantuan biaya,” kata Wahno.

     Padahal, dirinya memimpikan adanya bantuan modal. Selama ini, menurut pengakuan Wahno, banyak petani di desanya yang beralih ke juragan ketika membutuhkan modal.

      “Bunga pinjaman dari juragan besar sekali. Setiap (pinjaman) Rp 1 juta, pengembaliannya Rp 1,5 juta. Ngawur itu,” kata Wahno.

      Prayitno, petani di Tlogomulyo, berharap pemerintah dapat memberikan bantuan modal. Selama ini, kata Prayitno, petani selalu berutang ke tengkulak ketika membutuhkan modal. Di daerahnya, bunga pinjaman dapat mencapai 25 persen per masa tanam. Hal ini dinilai memberatkan. Terlebih, jika hasil panen tembakau tak sebagus yang diharapkan.

      Sementara itu, Hudi, petani di Ngadirejo, juga memiliki harapan agar pihak grader atau juragan gudang tembakau tak memberlakukan kebijakan potongan 20 persen dari setiap keranjang tembakau yang dijual ke pabrik.

      “Keinginan petani, yang dipotong itu berat keranjangnya saja,” kata Hudi. Berat keranjang tembakau, kata Hudi, maksimal lima kilogram.

       Sementara itu, Eno dan Muji, juga petani tembakau di Ngadirejo, berharap agar petani dapat langsung menjual hasil panen tembakaunya ke gudang, tanpa perantara tengkulak atau pengepul.

      Selama ini, peran perantara kerap dinilai merugikan petani. Pengepul, bersama grader, dinilai sebagai pihak yang berkuasa menentukan harga, sementara petani tak memiliki daya tawar. “Harga bukan milik petani. Petani tidak memiliki daya tawar,” kata Muji.

      Maka itu, petani lebih bersikap pasif soal penentuan harga. “Daripada enggak dibeli. Kalau enggak dibeli, kami mau makan apa?” kata Muji.

      Saat ini, orang yang dapat menjual tembakau langsung ke gudang adalah mereka yang memiliki kartu tanda anggota. Apa tidak tertarik mengurus pengajuan KTA? “Ah, susah. Itu ada mafianya, nepotisme. Mereka yang bisa masuk ke gudang adalah orang-orang gudang dan keluarganya,” kata Eno.

      Ketika dikonfirmasi soal bantuan, Kepala Perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Temanggung, Rumantyo mengaku, pihaknya telah rutin menyalurkan bantuan kepada petani, seperti penyuluhan, sosialisasi, bibit, pupuk, dan sebagainya. Rumantyo mengatakan, bantuan biasanya disalurkan melalui kelompok-kelompok tani di daerah masing-masing.

       Rumantyo juga mengaku ada mekanisme kontrol atas penyaluran bantuan.

      “Kami ikuti perkembangannya,” kata Rumantyo.

      Namun, faktanya, bantuan pemerintah ini tak selalu sampai ke petani. Hudi, misalnya, mengatakan, bantuan berupa penyuluhan terakhir yang diterimanya adalah sekitar tiga hingga empat tahun silam.
Banyak petani telah yang telah bergelut dengan tanaman tembakau selama belasan hingga puluhan tahun. 

      Namun, kehidupan mereka tak kunjung sejahtera. Tembakau Temanggung, salah satu tembakau wahid di Indonesia, belum mampu mensejahterakan hidup mereka. Penyebabnya, sistem tata niaga tembakau yang terjadi saat ini belum sepenuhnya berpihak kepada petani.

Sudah saatnya pemerintah lebih mendekatkan diri ke petani dan mencoba mendengar harapan-harapan mereka.


Sumber : http://www.kompas.com/tembakau/fitur1.html

Warung Tenggelam Saat Banjir

                                                        ( Manusia dan Kegelisahan )

      Kegelisahan atau gelisah adalah sifat natural/alami yang dimiliki manusia yang berakal.

      Hidup di Kota Jakarta memang menjadi dilema tersendiri. Disatu sisi kita masih bisa menghirup udara segar, namun disisi lain ada banyak permasalahan yang harus kita hadapi seperti halnya banjir Kota Jakarta sudah terkenal dengan berita banjir seperti berita dibawah ini...
Warga menelepon menembus air bah di RW 10, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (3/11).


      MASIH jelas dalam ingatan Kurniasih bagaimana warung nasinya yang belum genap sebulan berdiri, tiba-tiba hanyut suatu sore di bulan Februari tahun lalu. Air naik begitu cepat dari Kali Ciliwung, dan beberapa saat warung kayunya itu hilang ditelan air. Atapnya pun tak tampak dalam hitungan menit.

     Pada saat yang sama, ia juga menyaksikan sebuah lemari es terhanyut akibat kuatnya banjir. Ia pun urung menyelamatkan sisa-sisa warungnya dan terpaksa mengungsi ke Universitas Nasional. Tiga hari kemudian, setelah air surut, warungnya telah lenyap diganti onggokan lumpur dan sampah.

     Ingatan akan kengerian banjir setinggi empat meter itu kini datang lagi menghantuinya karena musim hujan menjelang. Walau ditemui sedang bersantai di dekat warung barunya, matanya tak bisa menyembunyikan kegelisahan setiap kali mendung menggantung.

      Kurniasih tak bisa menghindar dari kenyataan harus hidup bersama banjir. Ia pun tak ingin meninggalkan warung nasinya, yang walau sempit, namun menjadi satu-satunya sumber nafkah bagi keluarganya.

      Kini, setelah hampir setahun peristiwa itu berlalu, ia masih was-was akan nasib warungnya. Bagaimana tidak, dalam minggu ini saja banjir sudah melanda Tanjung Sanyang sebanyak dua kali. Pertama pada hari Senin (10/11) dan Jumat (14/11) dini hari tadi.

      "Waktu banjir tadi datang (Jumat dini hari-red), saya hampir pingsan karena suami sedang pulang ke kampung dan anak sedang tidak disini," ujar Kurniasih.

      Ia menceritakan, saat itu dirinya sedang tidur di warung, saat mendengar teriakan warga bahwa sungai meluap. Seketika itu ia lari ke rumahnya yang berdekatan dengan sungai untuk mengambil pakaian dan barang-barang lain. Lalu ia bergegas ke warung untuk menyelamatkan peralatan di sana. Harta yang ia miliki itu dibawa ke daerah yang tak tergenang. Mulutnya tak henti memohon agar banjir tak naik lagi.
 
     Air memang kemudian surut. Namun genangan di sekitar warungnya masih menyisakan ancaman. Ini disadari Kurniasih ketika sebuah mobil melaju cepat di depan warung. Air yang menggenang setinggi lutut pun tersibak dan menjadi gelombang yang menghantam warungnya. Ia menyaksikan betapa warung itu bergoyang nyaris roboh.

     Ia pun segera meletakkan panci, baskom dan wadah lain berisi air di atas meja warung. Harapannya, "pemberat" ini dapat menjaga warungnya tidak goyah bila ada mobil melintas lagi.

     Kurniasih bukan satu-satunya yang repot bila banjir datang. Bersama tetangga-tetangganya mereka mengaku hanya bisa pasrah dan berusaha menyelamatkan semampunya jika banjir datang. Ia berkeyakinan, meski hidup tidak tenang, namun Jakarta yang banjir memberinya kesempatan hidup lebih besar daripada jika ia pulang ke kampungnya.

      Ia juga enggan pindah karena suasana lingkungan telah dirasa cocok dan ia sudah punya pelanggan di situ. Ia hanya berharap, jika memang banjir datang, warungnya bisa bertahan menghadapi banjir, dan juga kerasnya kehidupan ibukota.

       Hal ini sangat membuktikan bahwa dimana-mana Jakarta kebanjiran. Oleh karena itu kita menghimbau untuk menjaga kebersihan dengan baik, kita harus bisa memulai agar Kota Jakarta tidak kebanjiran lagi. Membuang sampah pada tempatnya. Kita harus yakin bisa asalkan ada kemauan untuk berusaha.

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2008/11/14/1604143/banjir.boleh.datang.tapi.warung.jangan.tenggelam

Pendidikan Berbasis Karakter

                                                      (Manusia dan Pandangan Hidup)

      Pandangan hidup pada dasarnya memiliki unsur-unsur, yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Kebajikan dalam hal ini, adalah nilai yang menjadi patokan usaha yang harus ditempuh untuk menggapai cita-cita. Usaha adalah hal-hal yang diupayakan sebaik mungkin untuk menggapai cita-cita yang harus dilandasi oleh keyakinan . Keyakinan diukur dengan daya pikir akal, jasmani, dan sikap maupun rasa kepada Tuhan.


       Keberhasilan pendidikan berbasis karakter terkait dengan kondisi peserta didik yang landasan keluarganya mengharapkan tercipta iklim kehidupan dengan norma kebaikan dan tanggung jawab.

       Dalam kajian pendidikan dikenal sejumlah ranah pendidikan, seperti pendidikan intelek, pendidikan keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter (watak). Pendidikan karakter berkenaan dengan psikis individu, di antaranya segi keinginan/nafsu, motif, dan dorongan berbuat.

        Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya.

        Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Kesadaran itu dijadikan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka, dan kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah memperjualbelikan. Sosok dirinya tampak memiliki integritas, kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya menunjukkan produktivitas.

       Selain itu, tidak hanya menyadari apa tugasnya dan bagaimana mengambil sikap terhadap berbagai jenis situasi permasalahan, tetapi juga akan menghadapi kehidupan dengan penuh kesadaran, peka terhadap nilai keramahan sosial, dan dapat bertanggung jawab atas tindakannya.

Pembentukan pribadi

       Karena itu, sekolah yang akan mengimplementasikan pendidikan berbasis karakter dapat memikirkan segi-segi sebagai berikut. Pertama, keberhasilan pendidikan berbasis karakter terkait dengan kondisi peserta didik yang landasan keluarganya mengharapkan tercipta iklim kehidupan dengan norma kebaikan dan tanggung jawab. Dengan demikian, fungsi pendidikan berbasis karakter untuk menunjukkan kesadaran normatif peserta didik, seperti berbuat baik dan melaksanakan tanggung jawabnya agar terinternalisasi pada pembentukan pribadi.

       Organ manusia yang berfungsi melaksanakan kesadaran normatif ialah hati nurani atau kata hati (conscience). Organ penunjangnya ialah pikiran atau logika. Pendidikan berbasis karakter diprogram untuk upaya kesadaran normatif yang ada pada hati nurani supaya diteruskan kepada pikiran untuk dicari rumusan bentuk perilaku, kemudian ditransfer ke anggota badan pelaksana perbuatan. Contoh, mulut pelaksana perbuatan bicara atau bahasa melalui kata-kata. Maka, sistem mulut memfungsikan kata-kata bersifat logis atau masuk akal. Bahkan, dengan landasan kesadaran norma dan tanggung jawab akan terjadi komunikasi dengan perkataan santun yang jauh dari celaan dan menyakitkan orang lain.

       Karena itu, pendekatan proses pembelajaran di sekolah perlu disesuaikan, yaitu dengan menciptakan iklim yang merangsang pikiran peserta didik untuk digunakan sebagai alat observasi dalam mengeksplorasi dunia. Interaksi antara pikiran dan dunia harus memunculkan proses adaptasi, penguasaan dunia, dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Keberhasilan anak menjalani interaksi dengan dunia akan membentuk kemampuan merumuskan cita-citanya. Bahkan, cita-cita itu dijadikan pedoman atau kompas hidup. Dengan pedoman hidup itu ia menentukan arah sekaligus membentuk norma hidupnya.

       Kedua, kondisi sekolah dapat menciptakan iklim rasa aman bagi peserta didiknya (joyful learning). Jika peserta didik tidak merasa aman, seperti merasa jiwa tergoncang, cemas, atau frustrasi akibat mendapatkan pengalaman kurang baik dari sekolah, maka ia tidak akan dapat menanggapi upaya pendidikan dari sekolahnya. Bahkan, ia acap kali merespons upaya pendidikan dengan bentuk protes atau agresi terhadap lingkungannya. Peserta didik yang cerdas sekalipun, dengan merasa kurang aman, acap kali konflik dengan lingkungan yang menyulitkan hidup.

      Bahkan, upaya mempertahankan hidupnya dengan berbuat tercela, tidak bermoral, tidak bertanggung jawab, dan jahat. Perasaan aman hidup atau perasaan yang tidak diliputi kecemasan di sekolah hanya mungkin bila suasana sekolah mencintai anak dengan menciptakan iklim keterbukaan, mesra, bahagia, gembira, dan ceria.

      Dengan demikian, iklim tersebut akan mampu membuka kata hati peserta didik, baik di sekolah maupun ketika menghadapi dunia masyarakat. Kehidupan nyata dianggap sebagai obyek yang menarik minat dengan kegairahan hidup dan penuh perhatian yang merangsang pikirannya.

      Ketiga, kebijakan sekolah dalam merumuskan bahan belajar pendidikan berbasis karakter diorientasikan ke masa depan, yaitu menggambarkan indikasi bentuk baru nilai-nilai peradaban masyarakat. Dasar pertimbangannya adalah (1) proses pembangunan berkonsekuensi terhadap perubahan bentuk baru nilai-nilai kebiasaan hidup masyarakat, (2) pendidikan berbasis karakter harus berperan sebagai pengimbang akibat sampingan proses pembangunan.

      Indikator bentuk baru nilai-nilai peradaban masyarakat dimisalkan mengambil rumusan dari hasil pengamatan kehidupan kota yang mengalami pembangunan pesat dan menimbulkan urbanisasi sehingga di kota tercipta pusat permukiman pendatang baru yang seolah terputus dari akar sosial budaya sebelumnya. Permukiman kota yang penuh sesak menimbulkan suasana kehidupan yang mencekam dari kekhawatiran terjadinya instabilitas sosial.

Jurang perbedaan

      Selain itu, rumusan didapat dari hasil pengamatan suasana keluarga dalam menghadapi tata kehidupan baru, apakah mengambil sikap bertahan dengan kebiasaan hidup sebelumnya, ataukah meninggalkan dan mengganti kebiasaan hidup sebelumnya (permisif), sementara keadaan sekitar tidak ikut bertahan. Terutama mengambil sikap mengenai kaitan dengan ekonomi keluarga, pekerjaan, perdagangan, dan kecemburuan sosial.

      Bagaimana kondisi keluarga yang tetap bertahan, apakah menjadi terasingkan. Bagaimana pula keluarga yang mengubah kebiasaan lama dengan yang baru, apakah secara psikologis memperoleh kemantapan ataukah kepahitan dan kekacauan hidup.

      Paling tidak, pengamatan sepintas menunjukkan akibat sampingan pembangunan yang pesat pada perubahan bentuk kehidupan masyarakat. Yaitu, pembangunan yang menawarkan kesempatan bagi siapa saja yang berkesanggupan sehingga mengakibatkan di satu pihak terdapat sebagian anggota masyarakat yang cakap dan berani mengambil risiko untuk menangkap manfaat penawaran pembangunan dan golongan ini akan maju.

      Di pihak lain, ada anggota masyarakat yang lamban bergerak dalam menangkap manfaat dan golongan ini akan semakin tertinggal. Hasil akhir antara yang cakap dan lamban menyebabkan munculnya jurang perbedaan kepemilikan materi yang mudah diisukan sebagai pelanggaran asas keadilan.

      Jurang perbedaan kemajuan sisi materi yang dipahami secara sempit mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai masyarakat. Yaitu, menguatnya arus bentuk baru kehidupan masyarakat seperti nilai materi dan hara-hura serta tampak memudar budaya santun, malu, kekeluargaan, kejujuran, toleransi, kebersamaan, kesetiakawanan, dan gotong royong.

      Terimakasih saya ucapkan untuk bapak/ibu pengarang buku dan pemilik  blog ataupun  web  yang telah saya kutip kata-katanya untuk membuat portofolio ini.

Sumber :  http://nasional.kompas.com/read/2010/11/25/11403661/pendidikan.berbasis.karakter

Pacaran juga bisa berprestasi

                                                      ( Manusia dan Cinta Kasih )
 
       Cinta adalah sebuah bahasa kalbu dimana sepasang kekasih merajut kasih dan sayang dalam satu ikatan kekasih.  Dalam berpacaran bukan berarti kita tidak bisa berprestasi dimana ada kemauan pasti semua akan terjadi, seperti halnya kisah dibawah ini....

 
       Alan Budi Kusuma dan Susy Susanti selalu dianggap sebagai pasangan ideal sejak keduanya meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992. Namun pada awalnya, mereka harus menyembunyikan hubungan ini.


       Oleh karena itulah, kecintaan Alan Budikusuma (42) dan Susy Susanti (39) pada bulu tangkis tak pernah berhenti. Alan yang menghabiskan sebagian besar kariernya bersama PB Djarum sejak 1986 hingga pensiun tahun 1997 tetap memerhatikan perkembangan dunia bulu tangkis. ”Idealnya, pembinaan ini melibatkan pemerintah, terutama untuk soal dana. Sulit jika mengharap swasta terus-menerus. Djarum merupakan salah satu klub yang konsisten dalam pembinaan. Kontribusinya luar biasa,” ujar Alan.

       Sementara itu, Susy yang sejak SMP sudah memutuskan untuk serius di bulu tangkis juga mempunyai harapan terhadap munculnya bibit-bibit potensial jika para atlet dibina secara benar dan serius. Berkaitan dengan hari kasih sayang, bagi mereka, kasih sayang tak harus diperlihatkan pada hari Valentine yang jatuh pada 14 Februari. Mereka yang sudah menikah sejak 1997 ini menilai, ungkapan atau bentuk kasih sayang lebih memiliki makna justru pada keseharian. “Kami memang jarang merayakan secara spesial Hari Kasih Sayang atau Valentine. Soalnya menurut kami, kasih sayang itu harus selalu ditunjukkan dan diberikan setiap hari, sepanjang tahun,” kata Alan.
 
       Mungkin banyak orang tak mengira bahwa perjalanan cinta Alan-Susy yang berujung pada pernikahan ini berjalan mulus sejak awal. Menurut Alan, mereka banyak menemui kesulitan saat awal menjalin hubungan di pertengahan tahun 1980-an. “Ketika itu kami baru masuk ke pelatnas. Kondisi pelatnas tidak sebebas seperti sekarang. Pelatih sering kali mendoktrin kami kalau pacaran akan membuat prestasi terhambat. Padahal kan tidak selalu seperti itu. Tak cuma pelatih, orangtua kami pun akhirnya memiliki pandangan serupa,” kata Alan.

 
       ”Makanya sejak dulu kami tidak punya tradisi merayakan hari Valentine secara khusus. Bagaimana mau merayakan? Kehidupan di asrama tidak memungkinkan kami untuk melakukan hal itu. Lagi pula, kebetulan kami sama-sama bukan orang yang romantis,” tambah Susy. 

 
       Kisah cinta Alan-Susy dimulai ketika mereka masuk ke pelatnas pada tahun 1985. Ketika itu, lantaran banyaknya hambatan, mereka berpacaran secara diam-diam alias backstreet. ”Ketika itu, kalau kami kalah, langsung ada anggapan kami kalah karena kebanyakan pacaran. Padahal hal itu kan tidak sesuai konteks. Kami kalah karena misalnya kurang persiapan,” tutur Alan.


       Meski pada saat awal pacaran mereka berjalan secara backstreet, Alan dan Susy tetap bisa menunjukkan bentuk perhatian dan kasih sayang. ”Kami selalu saling support satu sama lain. Contoh kecilnya, kalau Alan mendapat giliran latihan malam, saya menyiapkan air panas untuk dia mandi,” kenang Susy.

       Ketika itu, para atlet pelatnas masih berlatih di kawasan Senayan. Jumlah lapangan yang belum banyak membuat mereka harus berlatih secara bergiliran. Tak heran jika selalu ada yang mendapat giliran berlatih hingga malam hari. Perhatian yang lebih kurang mirip juga dilakukan Alan terhadap Susy. ”Kalau giliran Susy yang latihan malam, saat pulang biasanya saya jemput,” kata Alan.
 
      Untuk membuktikan bahwa hubungan yang mereka jalin tidak menimbulkan efek negatif, Alan dan Susy bertekad untuk memberi bukti berupa prestasi. ”Ya harus dengan prestasi. Tanpa menunjukkan prestasi, tentu sulit bagi kami untuk mendapatkan restu, baik dari pelatih maupun dari orangtua masing-masing,” urai Alan.


       Prestasi puncak Alan dan Susy adalah ketika mereka menyabet medali emas nomor tunggal putra dan putri Olimpiade Barcelona 1992. Prestasi itu begitu fenomenal dan tak akan terlupakan karena medali tersebut adalah emas pertama yang diraih Indonesia di kancah olimpiade. Hingga saat ini, belum pernah ada yang menyamai prestasi mereka sebagai pasangan yang merebut medali emas dan dijuluki pasangan emas olimpiade.

       Kini setelah menikah, pasangan ini tetap menunjukkan perasaan dan kasih sayang dengan cara yang lain. Kasih sayang mereka kini juga dilimpahkan pada tiga buah hati, Laurencia Averina (11), Albertus Edward (9), dan Sebastianus Fredrik (6).

       ”Kami bersama membesarkan anak-anak. Itu juga bentuk komitmen dan kasih sayang kami,” kata Alan. ”Terkadang kami berdua sempatkan untuk pergi makan berdua. Bagaimanapun, cara seperti itu amat terasa untuk menjaga kasih sayang. Tanpa komitmen dan kasih sayang, tentu kami tak akan bisa memelihara hubungan ini,” tambah Susy.

       Meskipun telah pensiun, Susy masih bisa menorehkan prestasi dengan menjadi manajer tim yang mengantarkan tim Piala Uber Indonesia menempati posisi runner up pada perebutan Piala Uber 2008 di Jakarta.

        Cinta ternyata juga dapat menjadikan sesuatu yang berprestasi dalam hal ini saya ambil kesimpulan mengenai dan mengambil contoh dalam kisah nyata adalah sepasang kekasih Alan Budi Kusuma dan Susi Susanty, mereka bukan hanya menjalin kasih dan sayang saja tetapi mereka juga membuat suatu prestasi yang membanggakan untuk indonesia. Dengan memberikan kemenangan mutlak atas indonesia melawan cina dalam olimpiade bulu tangkis dengan menyumbangkan medali emas untuk indonesia.
 
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2010/10/24/13412667/susy-alan.soal.pacaran.dan.prestasi

PENTINGNYA PELESTARIAN BAHASA DAERAH DI MASA KINI

                                                  ( Manusia dan Kebudayaan )

      Bahasa daerah  adalah bahasa yang harus dimiliki oleh masyarakat indonesia, hal itu terjadi karena indonesia adalah terdiri dari suku bangsa dan bahasa yang berbeda-beda sehingga bahasa daerah itu harus dilestarikan agar tidak menyebabkan hilangnya bahasa daerah indonesia dan tergusur oleh budaya dan bahasa asing negara lain.
     

      Ratusan mahasiswa dan komunitas pengarang Sunda Re-Publik Saptuan, berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, menuntut agar bahasa daerah, termasuk bahasa Sunda, tetap diajarkan di sekolah. Mereka khawatir, dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, pelajaran Bahasa Sunda dihilangkan dan tak lagi diajarkan di sekolah.

      Selama ini Bahasa Sunda menjadi muatan lokal sekolah dasar di Jawa Barat. Namun, dengan Kurikulum 2013, pemerintah terkesan lebih mengutamakan bahasa asing dan mengesampingkan bahasa daerah.
Selain melakukan orasi, mereka juga melakukan pentas teater, pembacaan sajak, serta musikalisasi puisi.

       Selain bahasa Sunda, mereka juga meminta agar bahasa daerah lain seperti Jawa, Bali, serta bahasa daerah lainnya tetap diajarkan di sekolah. Khusus bahasa Sunda, Re-Publik Saptuan menuntut Gubernur Jawa Barat mengeluarkan surat keputusan yang mewajibkan Bahasa Sunda menjadi mata pelajaran wajib.

       Ketua Paguyuban Mahasiswa Sastra Sunda Universitas Padjadjaran Oki Muhammad menyatakan, dalam filosofi Sunda, bahasa Sunda bukan hanya cicirien atau identitas budaya Sunda, melainkan juga sebagai pelestari nilai-nilai tradisi yang ada di dalamnya. ”Kalau bahasa daerah dihilangkan, tidak ada identitas bangsa ini,” ujar Oki.

       Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, Kurikulum 2013 hanya mencantumkan mata pelajaran minimal. Sekolah bisa melengkapinya dengan pelajaran lain, sesuai kebutuhan masing-masing sekolah.

       Sikap kita sebagai masyarakat yang kaya akan bahasa daerah adalah dengan melestarikan dan menjaga bahasa daerah, dengan menggunakan bahasa daerah tersebut di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum sekolah sehingga anak-anak dapat melestarikkan bahasa daerah masa kini.

SUMBER : http://edukasi.kompas.com/read/2013/01/04/11053189/Bahasa.Daerah.Perlu.Terus.Diajarkan?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp